Sabtu, 11 September 2010

Superheroes for Movies

Superhero, superhero, superhero, dan superhero. Kata tersebut belakangan ini sangat gencar dikumandangkan di industri perfilman internasional. Benarkah superhero yang selalu digembar-gemborkan ini selalu memiliki kekuatan “super”, untuk menarik minat penonton serta penggemar film.
Kenyataannya, diluar dari segala gejala “latah” yang seringkali menimpa industri perfilman, Film bergenre superhero memang seringkali, dan sebagian besar pada kenyataannya, selalu menjadi film yang gemar disaksikan oleh khalayak, baik itu mulai dari anak kecil, remaja, sampai dengan orang dewasa, walaupun lebih didominasi oleh penonton yang pria.
Namun belakangan , seiring dengan berkembang dan banyaknya film superhero yang popular dikalangan masyarakat, penonton wanita juga mulai tertarik untuk menonton film bergenre superhero. Banyak terlihat penonton wanita yang menonton film ini dengan berbagai alasan khusus, misal karena pemeran utamanya menarik, atau tidak jarang juga yang menemani teman prianya menonton. Namun dibandingkan dengan film bergenre lainnya yang untuk pria (contoh action, perang, sci-fi), mungkin dapat dinilai kalau kaum hawa memang lebih senang untuk menonton film begenre superhero.
Terlepas dari kepopuleran film bergenre superhero, apakah film-film yang mengangkat tema tersebut sudah dijamin kesuksesannya? Jawabannya, tidak. Tidak jarang film-film superhero yang akhirnya dicap jelek oleh masyarakat. Memang terkadang ada film superhero yang sangat heboh publikasinya (misal posternya bagus, ceritanya popular, atau trailernya yang memukau), sehingga menimbulkan over expectation. Hal ini banyak memunculkan dampak dan reaksi negatif, apalagi jika filmnya biasa-biasa saja, atau bahkan jelek.
Tidak pesimis, film-film superhero terus-menerus muncul ke permukaan, baik dari cerita adaptasi (biasanya komik), ataupun cerita original. Khusus bagi film superhero cerita adaptasi, siapa yang tidak kenal dengan dua raksasa yang merajai dunia perkomikan Amerika, yaitu D.C dan Marvel.
Walau banyak penonton yang sudah tahu, namun bagi sebagian penonton awam terkadang dua raksasa ini sulit dibedakan “produk” keluarannya. D.C memiliki jagoan yang mungkin paling super yaitu Superman, lalu ada lagi Batman, Wonder Woman, Green Lantern, dan organisasi gabungannya yaitu JLA (Justice League of America), serta masih banyak jagoan-jagoan lainnya. Dilain pihak, Marvel mungkin lebih banyak mengeluarkan gacoannya untuk tampil di layar lebar, antara lain Spiderman, X-man, Fantastic Four, dan juga Avengers (yang terdiri dari Ironman, Captain America, Hulk, Thor) serta banyak lagi tokoh lainnya.
Namun selain D.C dan Marvel, ada juga pesaing-pesaing lainnya yang mulai untuk mengadaptasi karyanya menjadi film superhero untuk ditayangkan di layar lebar, seperti DarkHorse dan McFarlane. Beberapa karya yang patut diingat antara lain Hellboy, Spawn, Kick ass, dan lain lain
Apa yang menjadikan film superhero menjadi sebuah film bagus yang layak tonton. Mungkin ada beberapa pendapat tentang elemen-elemen apa saja yang mendukung hal tersebut.
Pertama dari segi cerita. Yang dimaksud bukan cerita original dari komik atau novelnya (jika ada). Namun cerita yang akan dituangkan menjadi film. Banyak yang bilang kalau novel (atau komik) dan film bisa diibaratkan sebagai makanan soto dan baso. Walau sama-sama memiliki takaran kenikmatan, namun tetap merupakan dua hal yang berbeda. Hal ini juga berlaku pada film superhero. Sangat tidak mungkin untuk menuangkan segala yang ada di komik originalnya ke dalam film. Film superhero yang bagus biasanya memiliki cerita yang kurang lebih setia terhadap versi original komiknya, namun tidak diceritakan secara bertele-tele, melainkan dengan porsi yang pas dengan durasinya. Misalnya film Kick Ass yang memiliki cerita yang bagus dan unik, juga pas proporsinya.
Kemudian dari segi action. Sudah bukan rahasia lagi kalau di dalam sebuah film superhero harus terdapat adegan laga (berkelahi dan gerakan khas) yang biasanya menjadi klimaks dari film tersebut. Adegan ini sebaiknya dibuat bertahap, yaitu dimulai dengan yang kecil, sedang, lalu besar untuk adegan terakhirnya, sehingga tidak terjadi anti-klimaks. Salah satu film superhero yang bagus (atau mungkin terbaik) yaitu The Dark Knight, memiliki adegan laga yang dinilai bertahap dan sangat baik. Begitu Juga dengan film Trilogi Spiderman.
Yang ketiga, ada ciri khas dari tokohnya. Tokoh-tokoh superhero,supervillain, serta karakter pendukung yang ada di dalam sebuah film sudah pasti akan dibandingkan penonton dengan tokoh asli dalam komiknya. Disinilah aktor atau aktris diuji aktingnya untuk memerankan dan merealisasikan tokoh-tokoh komikal tersebut menjadi nyata. Film superhero akan dinilai bagus, jika aktor dan aktris pemeran dari karakter yang dimainkannya dapat benar-benar mencampurkan ciri asli dan improvisasi kelebihannya. Karakter Tony Stark dalam Ironman dinilai bagus karena benar-benar mencerminkan seorang milyuner yang eksentrik. Begitu juga dengan Joker yang psikopat di dalam The Dark Knight, dan Rorshack yang sangar dan haus akan keadilan dalam Watchmen.
Last but not least, ada make up dan special effect. Mungkin film-film superhero jaman sekarang memang tipikalnya memiliki special effect dan make up yang luar biasa bagus dan mahal budjetnya. Tapi mungkin hal tersebut yang ditunggu-tunggu oleh penontonnya. Bagaimanakah jadinya kalau kekuatan super si “x” dijadikan film? Bagaimana kostumnya kalau si “x” dijadikan film? Dan masih banyak hal yang lain. Penonton dan kritikus tidak akan member reaksi yang positif, kalau special effect dan make up yang ditampilkan biasa-biasa saja dan terkesan tidak niat. Namun sebaliknya, jika hanya dua hal tersebut yang dimiliki film tersebut, maka cacian dan makian biasanya yang akan keluar. Silver Surfer dari Fantastic Four merupakan contoh special effect yang bagus dalam film superhero.
Mungkin masih banyak elemen lain yang dinilai penting di dalam film superhero, tapi keempat hal tersebut juga layaknya patut dipertimbangkan untuk para penonton yang ingin menonton film-film superhero yang banyak beredar.
Satu pertanyaan yang masih ada, Bagaimanakah perkembangan film superhero di Asia? Ternyata walaupun belum sebanyak di Hollywood sana, Industri Film Asia juga membuat beberapa film superhero. Walaupun masih dibilang kalah kelas, namun dari berbagai aspek, layak untuk dipertimbangkan. Beberapa film superhero Asia antara lain ada Black Mask, Mercury Man, Cicak-man, dan lain lain. Untuk Indonesia? Tampaknya kita masih harus sabar menunggu lebih lama.