Cahaya putih mencuat dasarkan jelaga buta kasih sayang induk semang.
Terjun bebas asal renung jingga bertumpah darah pekat manis.
Mata memejam tak buta lintasan kemenakan suci sang nabi terhina.
Makamku tampak dekat selangkah binatang merah menerkam mangsa kaku.
Merentang khalayaknya bagai soka tercerai berai hangus mengabu.
Ya.. aku kalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar